BAB I KEDUDUKAN TITIK DAN KURVA PADA KOORDINAT CARTESIUS
BAB I KEDUDUKAN TITIK DAN KURVA PADA KOORDINAT CARTESIUS
Sebelum kita membahas titik dan kurva pada sistem koordinat cartesius, kita
harus tau dulu nih bagaimana konsep dari titik, bagaimana sifatnya, lalu
bagaimana kedudukannya.
Berikut adalah sifat-sifat dari titik.
- Ttik tidak mempunyai panjang, ukuran, besaran satuan, lebar maupun tinggi.
- Titik memiliki posisi/kedudukan/letak.
- Sebuah titik dilukiskan dengan tanda Noktah.
- Pada koordinat titik biasanya dilambangkan dengan
huruf kapital, seperti titik
A, B, C, dan lain-lain.
Konsep Titik pada Sumbu Koordinat
Konsep
titik diperkenalkan dalam geometri Euclid sebagai elemen yang tidak
didefinisikan dan tidak memiliki dimensi panjang. Euclid mendefinisikan titik
dalam buku I - Element yaitu “a point is that which has no part”.
Geometri Euclid hanya membahas sifat titik yang diam/tetap, sedangkan geometri
analitik juga menelaah sifat-sifat titik yang bergerak seperti yang terjadi di
alam. Misalnya sebuah bola yang menggelinding pada permukaan bidang miring
dapat dinyatakan sebagai sebuah titik yang bergerak sehingga titik tersebut
mengalami perpindahan tempat. Posisi bola saat di bagian atas tidak sama dengan
posisi bola saat berada di pertengahan bidang. Proses menelaah sifat
titik-titik di berbagai posisi tersebut maka dibutuhkan bantuan aljabar untuk
menyatakan posisi titik dalam suatu simbol tertentu.
Metode
yang digunakan untuk menunjukkan posisi sebuah titik pada sebuah bidang mirip
seperti teknik menggambar peta. Posisi suatu tempat pada permukaan bumi
dinyatakan oleh koordinat peta yaitu derajat lintang (arah utara atau selatan)
dan derajat bujur (arah timur atau barat). Posisi acuan untuk koordinat
bujur-lintang tersebut yaitu Kota Greenwich di Inggris.
Geometri
analitik menyederhanakan koordinat peta tersebut dengan menggunakan dua garis
lurus berpotongan untuk menggantikan kurva meridian dan kurva ekuator. Titik
potong kedua garis dijadikan sebagai titik acuan biasanya dinyatakan sebagai
titik O.
Titik-titik
pada sebuah bidang yang membentuk himpunan titik dan memenuhi suatu kriteria
tertentu dinamakan kedudukan titik (locus of points). Kedudukan
titik dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi. Misalnya titik-titik pada
lingkaran berjari-jari 1 cm dapat dinyatakan sebagai x^2 + y^2 = 1. Secara
geometris, hanya titik-titik berjarak 1 cm dari titik pusat lingkaran tersebut
yang memenuhi kedudukan titik yang dinyatakan oleh persamaan x^2 + y^2 = 1.
Teorema-teorema dasar tentang kedudukan titik-titik (Fundamental Locus
Theorems) sebagai berikut.
Teorema Titik
Teorema 1.1
Kedudukan titik-titik
yang berjarak sama yaitu d dari sebuah titik P adalah sebuah lingkaran berpusat di
titik P dengan ukuran panjang
jari-jari d
|
|
Teorema 1.2
Kedudukan titik-titik
yang berjarak sama yaitu d dari sebuah garis l adalah sepasang garis-garis sejajar yang
masing-masing berjarak d dari garis l
|
|
Teorema 1.3
Kedudukan titik-titik
yang berjarak sama (equidistant)
dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector).yang tegak
lurus terhadap ruas garis x^2 + y^2 = 1
dan membagi menjadi dua bagian sama besar
Pembuktian
:
Tahap 1 : Akan
dibuktikan untuk sembarang titik pada kedudukan tersebut memenuhi
kondisi-kondisi berikut :
Diketahui : Titik
A dan B
Ruas garis CD tegak lurus dan membagi ruas garis AB
Ditanyakan : Apakah untuk sembarang titik P pada ruas
garis CD berjarak sama dari A dan B yaitu PA kongruen PG ?
Rencana : Gambar/Sketsa permasalahan :
Harus dibuktikan segitiga PEA kpngruen dengan segitiga PEB agar diperoleh PA kongruen dengan PB
Bukti
tahap 1
|
Tahap 2 : Akan
dibuktikan untuk sembarang titik memenuhi kondisi berikut :
Diketahui
: Sembarang
titik Q yang berjarak sama dari titik A dan B yaitu panjang QA kongruen dengan panjang QB
Ditanyakan
: Apakah
Q berada pada sebuah ruas garis yang membagi dua dan tegak lurusAB
Rencana : Gambar/Sketsa
Masalah bahwa QG tegak lurus AB
Akan dibuktikan dengan menggunakan
segitiga-segitiga kongruen bahwa QG membagi dua AB
Bukti Tahap 2
Jadi teorema 1.3 terbukti
Teorema 1.4
Kedudukan titik-titik
yang berjarak sama dari dua garis yang sejajar yaitu l1 dan
l2
merupakan sebuah garis diantara keduanya dan sejajar dengan kedua garis
tersebut.
|
|
Teorema 1.5
Kedudukan titik-titik
yang berjarak sama terhadap dua garis yang berpotongan yaitu l1 dan
l2, adalaha
sepasang ruas garis (disebut bisectors)
yang membagi dua sama besar sudut-sudut yang yang dibentuk garis l1 dan
l2
|
|
Teorema 1.6
Kedudukan titik-titik
yang berjarak sama dari kedua sisi sebuah sudut adalah sebuah ruas garis yang
membagi dua sudut tersebut (bisector of
angle)
|
|
Teorema 1.7
Kedudukan titik-titik
yang berjarak sama dari dua buah lingkaran konsentris (concentric circles) adalah sebuah lingkaran yang konsentris
terhadap kedua lingkaran tersebut dan berada tepat di tengah keduanya
|
|
Teorema 1.8
Kedudukan titik-titik
pada jarak tertentu dari sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari lebih
panjang dari jarak tersebut merupakan sebuah pasangan lingkaran konsentris,
di mana masing-masing kedudukan titik tersebut berada di salah satu sisi
lingkaran pada jarak tertentu tersebut.
|
|
Teorema 1.9
Kedudukan titik-titik
yang berjarak tertentu dari suatu lingkaran berjari-jari kurang dari jarak
tersebut merupakan sebuah lingkaran yang berada di luar lingkaran pertama dan
saling konsentris.
|
Contoh 1
Terdapat dua buah pelampung pada sebuah danau. Seorang
perenang berenang di danau tersebut sedemikian sehingga ia selalu berjarak
tetap (konstan) terhadap kedua pelampung tersebut. Deskripsikan jalur renang
yang ditempuh oleh perenang tersebut.
Tahap pemecahan masalah :
1)
Understanding the Problem
a.
Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri !
Misalkan
kedua pelampung adalah titik A dan B dan perenang adalah titik C
Misalkan
jarak C ke A adalah dAC dan jarak C ke B adalah dCB.
Maka
posisi perenang yaitu C terhadap A dan B adalah kumpulan titik-titik sehingga dCA
dan dCB selalu tetap. Berbentuk apakah kumpulan titik-titik tersebut ?
b.
Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
Bentuk
kumpulan titik-titik sehingga dCA dan dCB selalu tetap.
c.
Apa saja yang tidak diketahui dari permasalahan itu ?
Jarak
titik A ke B
d.
Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ?
Titik
A dan B berbeda posisi
Jarak
dCA dan dCB selalu tetap yaitu dCA = dCB
untuk meskipun posisi C berubah-ubah
2)
Devising a Plan
Strategi
pemecahan masalah yang mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah :
a.
Membuat diagram / gambar
Menggambarkan
posisi titik A, B, dan C sesuai kondisi masalah.
b.
Menguji masalah yang relevan dan memeriksanya apa dapat
digunakan
Memeriksa
jika ada satu atau lebih teorema dasar kedudukan titik yang menyerupai masalah
ini.
3)
Carrying Out the Plan
a. Membuat diagram / gambar
b.
Memeriksa jika ada teorema kedudukan titik yang sesuai
Teorema 2.3 : Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis
(disebut perpendicular bisector).yang
tegak lurus terhadap ruas garis
dan membagi
menjadi dua bagian sama besar
Berdasarkan
gambar dan teorema tersebut maka kedudukan perenang terhadap kedua pelampung
tersebut dapat dideskripsikan sebagai sebuah
ruas garis yang tegak lurus terhadap ruas garis yang menghubungkan kedua
pelampung yaitu
dan
membagi ruas garis
menjadi dua bagian sama panjang seperti digambarkan sebagai berikut.
4)
Looking Back
Langkah
terakhir pemecahan masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi
terhadap permasalahan sebenarnya dengan cara :
a.
Memeriksa dengan pembuktian : buktikan teorema 2.3
berdasarkan masalah tersebut secara deduktif
b.
Menginterpretasikan penyelesaian permasalahan ini berdasarkan
argumentasi (reasonable) dengan
menggunakan koordinat dan aljabar
Misalkan
koordinat titik C(x, y) di mana dCA = dCB dengan
koordinat A(xa, ya) dan B(xb, yb)
maka dapat dibuktikan untuk posisi C di C1(x1, y1),
C2(x2, y2), … Cn(xn, yn)
yaitu :
(a) jika ruas garis
AB tegak lurus sumbu x maka y1 = y2
= … = yn
(b)
jika ruas garis AB tegak lurus sumbu y maka x1 = x2
= … = xn
Selanjutnya
harus dibuktikan bahwa garis C1C2 tegak lurus AB
Dengan
bantuan geogebra dapat dilakukan simulasi untuk menunjukkan solusi untuk tiga posisi C yang berbeda-beda sebagai
berikut.
KOORDINAT CARTESIUS
Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut..
Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut..
Sistem koordinat dua dimensi
Sistem
koordinat Kartesius dalam dua dimensi umumnya didefinisikan dengan dua sumbu
yang saling bertegak lurus antar satu dengan yang lain, yang keduanya terletak
pada satu bidang (bidang xy). Sumbu horizontal diberi label x, dan sumbu
vertikal diberi label y. Pada sistem koordinat tiga dimensi, ditambahkan
sumbu yang lain yang sering diberi label z. Sumbu-sumbu tersebut
ortogonal antar satu dengan yang lain. (Satu sumbu dengan sumbu lain bertegak
lurus.)
Titik
pertemuan antara kedua sumbu, titik asal, umumnya diberi label 0. Setiap
sumbu juga mempunyai besaran panjang unit, dan setiap panjang tersebut diberi
tanda dan ini membentuk semacam grid. Untuk mendeskripsikan suatu titik
tertentu dalam sistem koordinat dua dimensi, nilai x, lalu diikuti dengan
nilai y. Dengan
demikian, format yang dipakai selalu (x,y) dan urutannya tidak
dibalik-balik.
Gambar 1
Gambar
1
- Keempat kuadran sistem koordinat Kartesius. Panah yang ada pada sumbu berarti
panjang sumbunya tak terhingga pada arah panah tersebut.
Pilihan
huruf-huruf didasari oleh konvensi, yaitu huruf-huruf yang dekat akhir (seperti
x dan y) digunakan untuk menandakan variabel dengan nilai yang tak diketahui,
sedangkan huruf-huruf yang lebih dekat awal digunakan untuk menandakan nilai
yang diketahui.
Sebagai
contoh, pada Gambar 1, titik P
berada pada koordinat (3,5).
Karena
kedua sumbu bertegak lurus satu sama lain, bidang xy terbagi menjadi empat
bagian yang disebut kuadran, yang pada Gambar 1 ditandai dengan angka I,
II, III, dan IV. Menurut konvensi yang berlaku, keempat kuadran diurutkan mulai
dari yang kanan atas (kuadran I), melingkar melawan arah jarum jam (lihat
Gambar 3). Pada kuadran I, kedua koordinat (x dan y) bernilai positif. Pada
kuadran II, koordinat x bernilai negatif dan koordinat y bernilai positif. Pada
kuadran III, kedua koordinat bernilai negatif, dan pada kuadran IV, koordinat x
bernilai positif dan y negatif (lihat tabel dibawah ini).
Kuadran
|
nilai x
|
nilai y
|
I
|
> 0
|
> 0
|
II
|
< 0
|
> 0
|
III
|
< 0
|
< 0
|
Bagaimana pengaplikasiannya
? berikut ini adalah contohnya :)
gambar 2
Gambar 2 - Sistem koordinat Kartesius. Terdapat empat titik yang ditandai: (2,3) titik hijau, (-3,1) titik merah, (-1.5,-2.5) titik biru, dan (0,0), titik asal, yang berwarna ungu.
Dalam matematika, Sistem koordinat
Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan
dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan koordinat y (ordinat)
dari titik tersebut.
Untuk mendefinisikan koordinat
diperlukan dua garis berarah yang tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu
y), dan panjang unit, yang dibuat tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut (lihat
Gambar 1).
Sistem koordinat Kartesius dapat
pula digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi, seperti 3 dimensi,
dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z).
Penggunaan sistem ini akan mempermudah dan menyederhanakan permasalahan/konsep - konsep dalam aljabar dan geometri.
Penggunaan sistem ini akan mempermudah dan menyederhanakan permasalahan/konsep - konsep dalam aljabar dan geometri.
*tips: guys, jangan lupa download dulu aplikasi geogebra yaa, untuk mempermudah kalian membuat gambar atau kurva dengan mudah*
sumber:
Komentar
Posting Komentar